Wednesday, June 29, 2016

KOMUNISME DALAM PERSPEKTIF PANCASILA (Jangan Lupa Penulisny di tulis dalam Tugas)



TUGAS KELOMPOK 4
KOMUNISME DALAM PERSPEKTIF PANCASILA
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh mata kuliah Filsafat Pancasila yang diampu oleh bapak dosen:
1.      Drs. Suprayogi, M.Pd
2.      Noorochmat Isdaryanto, S.S., M.Si


Oleh:
1.      Miftahudin Wakhid                                                  3301412076
2.      Mohammad Ali Hasan Tualeka                                3301412077
3.      Rina Novianti                                                           3301412095
4.      Ema Amanah                                                            3301412098


JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia dan di benttuk bukan secara singkat namun melalui proses yang sangat panjang. Secara kausalitas, sebelum disahkan menjadi dasar filsafat negara, nilai-nilai pancasila telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri, berupa nilai-nilai lokal, religius, adat istiadat, kebiasaan, dan kebudayaan. Nilai-nilai kultural tersebut oleh BPUPK dan PPK dalam sidang-sidangnya diangkat, dirumuskan kembali, dan disahkan menjadi dasar falsafah negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila dibandingkan dengan ideologi besar lain di dunia mempunyai suatu perbedaan.
Hal ini karena ideologi Pancasila menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup untuk bagaimana manusia harus bertindak. Ideologi Pancasila tidak hanya menuntun misalnya agar setiap warga negara bertindak adil, saling tolong menolong, saling menghormati antar sesama manusia, lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan sebagainya, melainkan juga ideologi Pancasila akan menuntut ketaatan kongkrit, harus melaksanakan segalanya, dan bahkan seringkali dengan mutlak orang harus bersikap dan bertindak tertentu.
Penjelasan diatas filsafat pancasila mencoba mengkaji ideologi komunisme dalam perspektif filsafat pancasila. Komunis merupakan ideologi yang dilahirkan Karl Marx, seorang Filsuf sekaligus pakar ekonomi dan politik. Pemahamannya mengenai komunis pun menjadi pergunjingan. Sebab, Marx menyebut bahwa agama merupakan candu bagi masyarakat. Sejarah komunisme di Indonesia, pada awalnya ideologi ini dibawa oleh HFJ Sneevliet. Atas prakarsa Sneevliet pada tahun 1914 didirikan Persatuan Sosial Demokrat Indonesia (ISDV), yang pada awalnya terdiri dari 85 anggota dua partai sosialis Belanda (Partai Buruh Sosial Demokrat yang berbasis massa di bawah kepemimpinan reformis, dan Partai Sosial Demokrat yang merupakan cikal bakal Partai Komunis, terbentuk setelah perpecahan politik dengan SDAP di tahun 1909).
Komunisme berbahaya bagi ideologi negeri kita yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Komunisme hanya memandang hal-hal yang rasional dan nyata atau materiil saja. Dengan begitu mereka hanya memandang agama sebagai candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata, sehingga komunisme sangatlah membatasi agama pada rakyatnya bahkan orang-orang dengan paham komunis cenderung tidak beragama. Oleh karena itu tentu saja sangat berlainan dengan paham ideologi Pancasila.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas, kelompok kami akan mengkaji beberapa rumusan masalah yang diantaranya:
1.    Apa hakikat Komunisme dan Filsafat Pancasila?
2.    Bagaimana relevansi ideologi Komunis dengan ideologi Pancasila?
3.    Bagaimana perbandingan ideologi Komunis dan ideologi Pancasila?
4.    Bagaimana dampak dari ideologi Komunis bagi masyarakat Indonesia apabila berkembang?
C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan yang telah dibuat, kelompok kami akan menuliskan tujuan dari makalah tersebut yang diantaranya:
1.    Mengetahui hakikat Komunisme dan Filsafat Pancasila.
2.    Mengetahui relevansi ideologi Komunis dengan ideologi Pancasila
3.    Mengetahui perbandingan ideologi Komunis dan ideologi Pancasila
4.    Mengetahui dampak dari ideologi Komunis bagi masyarakat Indonesia apabila berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Komunisme dan Filsafat Pancasila
Ideologi komunis atau komunisme merupakan perlawanan besar pertama dalam abad ke-20 terhadap sistem ekomoni yang kapitalalis dan liberal. Komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi (tanah, tenaga kerja, modal) yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang makmur, dan masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Komunisme ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dalam bidang ekomomi dan sekularisme yang radikal tatkala agama digantikan dengan ideologi komunis yang bersifat doktriner. Oleh karena itu, menurut ideologi komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara dan bangsa (kolektivisme).
Adapun ciri pokok ajaran komunisme ialah, pertama adalah sifatnya yang atheis, tidak mengimani Allah/Tuhan. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan itu ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia. Kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
Sedangkan suatu filsafat hidup dari suatu bangsa berfungsi sebagai pedoman dalam upayanya untuk mengarahkan bangsa tersebut menuju cita-citanya. Hal ini sangatlah tepat bilamana dirumuskan dalam inti kehidupan bangsa itu sendiri. Inti kehidupan itu berupa jiwa berupa jiwa bangsa yang tercermin keluar sebagai kepribadian bangsa. Inti kehidupan manusia pada dasarnya berpangkal tolak pada “hakikat kodrat manusia”, sehingga pedoman hidup tersebut bersifat manusiawi. Artinya sesuai dengan kodrat manusia, dan tidak bertentangan dengan kehendak manusia. Hakikat kodrat manusia yang menjadi landasan filsafat pancasila, menurut Notonegoro adalah: Monopluralis, yaitu terdiri atas beberapa unsur yang merupakan kesatuan utuh. Hakikat kodrat manusia monopluralis itu terdiri dari, susunan kodrat monodualis jiwa-raga; sifat kodrat monodualis makhluk individu-makhluk sosial; kedudukan kodrat makhluk berdiri sendiri makhluk Tuhan.
Oleh karena itu bila menyangkut pancasila sebagai sistem filsafat adalah berlandaskan pada hakikat kodrat manusia yang “monopluralis”. Untuk menelaah pancasila sebagai filsafat, maka harus ditelaah terlebih dahulu ciri-ciri filsafat yang bersifat: mendasar, mendalam, dan spekulatif. Disamping itu juga harus ditelaah syarat-syarat sistem filsafat  seperti: harus ada keteraturan dari kelima silanya, harus ada keterkaitan dari kelima silanya, harus ada kerjasama dan tujuan bersama
B. Relevansi Ideologi Komunis dengan Ideologi Pancasila
Secara   ontologis (suatu usaha untuk memperoleh penjelasan yang benar tentang kenyataan), moral pancasila dan moral komunisme bertemu dalam nilai-nilai universal manusia. Namun kedua moral di atas terdapat perbedaan dalam konteks epistemologinya (metode untuk memperoleh pengetahuan). Dalam filsafat manusia, terdapat nilai-nilai universal yang sama. Beberapa nilai-nilai universal diantaranya; nilai keadilan, kesejahteraan, kejujuran, keamaan, kerukunan, gotong royong, persatuan, kecerdasan, dan lain-lain.  Bagian inilah yang disebut tataran ontologis. Sehingga siapa saja pasti setuju tentang nilai-nilai universal di atas. Hal ini sempat menjadi perhatian oleh Gus Dur. Tokoh yang satu ini berani berbeda dengan tokoh-tokoh lain, karena memainkan ontologis. Sempat Gus Dur ingin mencabut TAP MPR Nomor XXV Tahun  1966 yang berisi tentang pelarangan penyebaran ajaran komunisme, marxisme, leninisme serta keberadaan PKI. Secara filsafat manusia Gus Dur menang. Namun  secara Ideologis, Gus Dur Kalah.
Kembali pada pembahasan filsafat manusia. Lantas persoalannya adalah, dengan cara apa nilai-nilai universal itu diperjuangkan. Inilah pertanyaan subtansial relevan atau tidaknya moral pancasila dan moral komunis dalam pendidikan Indonesia. Ada dua golongan yang sama-sama bertujuan memperjuangkan nilai-nilai universal di atas. Dua gologan itu adalah mereka yang beragama dan meraka yang tidak beragama. Golongan pertama berpandangan bahwa dengan agama, nilai-nilai universal itu dapat terwujud. Golongan kedua pun demikian. Dengan tidak agama, nilai-nilai universal juga akan terwujud. Yang beragama juga memperjuangkan keadilan. Yang tidak beragama juga memperjuangkan keadilan. Dalam proses lebih lanjut, golongan yang percaya bahwa dengan agama dapat memperjuangkan nilai-nilai universal menjadi suatu ideologi. Begitu hal yang mereka yakini dengan tidak beragama, juga menciptakan ideologi. Dalam konteks Indonesia, yang beragama itu disebut ideologi Pancasila. Selanjutnya yang tidak beragama di sebut dengan komunis.
Epistemologi merupakan pengetahuan benar berdasarkan ontologisme. Contoh tiga ideologi berikut ini. Petama, ideologi pancasila yakin dalam membangun hubungan vertikal dan horizontal. Kedua, ideologi sosialisme komunis yang berpandangan bahwa hubungan vertikal tidak perlu di jalankan, yang perlu dijalankan adalah hubungan horizontal. Pola hubungan yang beragama ini tidak lain hanya bertujuan untuk memperjuangan nilai-nilai universal di atas tadi, sedangkan yang tidak beragama hanya mewujudkannya saja secara sejajar. 
C.    Perbedaan Ideologi Komunis dan Ideologi Pancasila
Dari sedikit mengutip yang bagian rumusan masalah yang kedua sebelum membahas ini, bahwa kerelevansian Ideologi Komunis dengan Ideologi Pancasila hanya terdapat dalam kefilsafatan yaitu hanya  secara   ontologis (suatu usaha untuk memperoleh penjelasan yang benar tentang kenyataan) saja, sehingga ideologi komunisme dan ideologi pancasila hanya berkaitan pada menjunjung tinggi dalam nilai-nilai universal manusia. Sedangkan dalam konteks epistemologinya secara kefilsafatan (metode untuk memperoleh pengetahuan) itu berbeda. Berikut ini secara epistemologi untuk membedakan ideologi komunis dengan ideologi pancasila di masing-masing aspek:
Aspek ideologi
Pancasila
Idiologi Komunis
1. Politik  hukum
·       Demokrasi Pancasila
·       Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan dan keberadaan individu dan masyarakat.
·       Demokrasi Rakyat
·       Berkuasa untuk suatu parpol
·       Hukum untuk melanggengkan komonis
2. Ekonomi
·       Peranan Negara ada untuk tidak terjadi monopoli dll, yang merugikan masyarakat
·        Peranan Negara dominan
·       Demi Kolektifitas berarti dimiliki Negara
·       Monopoli Negara
3. Agama
·       Bebas memilih suatu agama
·       Agama harus menjiwai dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara
·       Agama candu masyarakat
·       Agama harus dijauhkan dari masyarakat Atheis
4. Pandangan terhadap individu dan masyarakat
·       Individu diakui kebudayaannya
·       Hubungan individu dan masyarakat di landasi 3S (Selaras, Serasi dan Seimbang)
·       Masarakat ada karena individu, akan punya arti apabila hidup di tangan masyarakat
·       Individu tidak penting, masyarakat juga tidak penting
·       Kolektifitas yang dibentuk Negara lebih penting
5. Ciri khas
·       Bebas memilih salah satu agama
·       Agama harus menjiwai dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara
·       Atheis
·       Dogmatis
·       Otoriter
·       Ingkar(HAM)
·       Reaksi terhadap liberalisme dan kapitalis

Sehingga apabila dipandang utk di bandingkan ideologi pancasila dan ideologi komunis itu bisa dilihat yang antara lain:
1.    Pancasila mengakui dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak masyarakat baik di bidang ekonomi maupun politik. Dalam komunis tidak melindungi hak-hak individu melainkan mengedapankan sama rata sama rasa.
2.    Pancasila mengakui hak-hak milik pribadi dan hak-hak umum. Dalam komunis menyerahkan semua yang dimiliki individu pada negara
3.    Pancasila mengakui secara selaras baik kolektivisme maupun individualisme. Sedangkan komunisme hanya mengakui kolektivisme.
4.    Pancasila memberikan kebebasan individu secara bertanggung jawab selaras dengan kepentingan sosial. (kepetingan individu dalam kerangka kepentingan sosial). Sedangkan komunis tidak mengembangkan kebebasan individu tetapi diatur oleh negara
5.    Pancasila dilandasi nilai ketuhanan (religius). Komunisme mengagung-agungkan material (materialisme) dan kurang menghiraukan aspek immaterial-religi.
D.    Dampak dan Kecenderungan yang Diakibatkan oleh Komunisme
Apabila komunisme akan berkembang di Negara Indonesia maka kejadian yang tidak diinginkan akan menimbulkan dampak dan kecenderungan yang diakibatkan oleh komunisme yang dibedakan menjadi emapat macam:
1.      Faham Komunis dapat menimbulkan suasana tegang dan resah.
Suasana ini muncul karena dalam gerakannya, komunisme cenderung menciptakan berbagai konflik dan kontradiksi dalam masyarakat dalam masyarakat. Suasana itu diciptakan dengan mengerahkan kekuatan massa untuk membangkitkan kekuatan revolusi. Timbulnya revolusi diharapkan agarkekuatan kapitalisme jatuh ketangan massa rakyat, dan disini munculnya diktatur prolateriat yang pada gilirannya mengarah pada masyarakat komunis.
2.      Faham Komunis cenderung menciptakan otoriter.
Hal ini dapat dilihat sejak awal, bahwa terciptanya masyarakat komunis adalah ditegakkannya sistem diktator proletariat. Sistem diktator ini pada perkembangan berikutnya jatuh ketangan partai, bahkan jatuh ketangan pribadi perorangan. Penerapan sistem diktator, membuat suasana kehidupan masyarakat menjadi tertutup, yang justru membelenggu kebebasan dan kemerdekaan manusia.
3.      Faham Komunis biasanya menjalankan ekspansi kekuatan, karena tujuan yang dicanangkan adalah komunisme Internasional untuk memnjadikan seluruh masyarakat menganut faham komunis. Hal ini didasari suatu keyakinan bahwa masyarakat komunis adalah satu-satunya masyarakat yang manusiawi.
4.      Faham Komunis pada prinsipnya menganut “Tujuan menghalalkan segala cara”, sehingga dalam prakteknya cenderung bersifat dehumanisasi. Oleh karena itu tujuan dicanangkan sebaik apapun namun dalam pelaksanaannya bisa dicapai dengan cara-cara seburuk apapun juga. Seringkali dalam menerapkan prinsip tersebut banyak mengorbankan sesama manusia, karena perombakan radikal yang ingin digerakkan komunisme lebih banyak menggunakan cara-cara kekerasan. (Suyahmo, 2012:82-83).

Disamping itu faham komunisme dalam dirinya juga menghadapi krisis yang dapat membahayakan dirinya, diantaranya adalah:
1.      Ada upaya untuk menggeser materialisme dialektis kearah orientasi kemanusiaan dan kemasyarakatan;
2.      Pecahnya Komunisme Internasional;
3.      Timbulnya kecenderungan menuju liberalisasi;
4.      Sikap kurang tanggap dan kaku dalam menghadapi masalah-masalah yang maikn kompleks dan melihat relevansi maslah itu dalam dunia modern;
adanya kecenderungan.
5.      Adanya Kecenderungan menjadi imperialistis(Suyahmo, 2012: 84).



BAB III
PENUTUP
Berdasarkan rumusan masalah pertama dapat dijelaskan komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat priduksi (tanah, tenaga kerja, modal) yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Sedangkan suatu filsafat hidup dari suatu bangsa berfungsi sebagai pedoman dalam upayanya untuk mengarahkan bangsa tersebut menuju cita-citanya. Inti kehidupan manusia pada dasarnya berpangkal tolak pada “hakikat kodrat manusia”, sehingga pedoman hidup tersebut bersifat manusiawi. Artinya sesuai dengan kodrat manusia, dan tidak bertentangan dengan kehendak manusia. Hakikat kodrat manusia yang menjadi landasan filsafat pancasila, menurut Notonegoro adalah: Monopluralis, yaitu terdiri atas beberapa unsur yang merupakan kesatuan utuh
Berdasarkan rumusan masalah kedua dapat dijelaskan dalam kerelevansiannya itu secara   ontologis  moral pancasila dan moral komunisme bertemu dalam nilai-nilai universal manusia. Namun kedua moral di atas terdapat perbedaan dalam konteks epistemologinya . Dalam filsafat manusia, terdapat nilai-nilai universal yang sama. Beberapa nilai-nilai universal diataranya ; nilai keadilan, kesejahteraan, kejujuran, keamaan, kerukunan, gotong royong, persatuan, kecerdasan, dan lain-lain. Dua golongan yang sama-sama bertujuan memperjuangkan nilai-nilai universal adalah mereka yang beragama dan meraka yang tidak beragama. Goolongan pertama berpandangan bahwa dengan agama, nilai-nilai universal itu dapat terwujud. Golongan kedua tidak agama, nilai-nilai universal juga akan terwujud. Yang beragama juga memperjuangkan keadilan. Yang tidak beragama juga memperjuangkan keadilan. Dalam konteks Indonesia, yang beragama itu disebut ideologi Pancasila. Selanjutnya yang tidak beragama di sebut dengan komunis.
Berdasarkan rumusan masalah ketiga dapat dijelaskan dalam perbedaan konteks epistemologinya secara kefilsafatan (metode untuk memperoleh pengetahuan) itu berbeda yang dilihat dari aspek agama, politik, hukum, Pandangan terhadap individu dan masyarakat, dan ciri khas masyarakat itu sehingga apabila dipandang utk di bandingkan ideologi pancasila dan ideologi komunis itu bisa dilihat
Sedangkan dampak Komunis bagi masyarakat pada intinya adalah Faham Komunis dapat menimbulkan suasana tegang dan resah, Faham Komunis cenderung menciptakan otoriter, Faham Komunis biasanya menjalankan ekspansi kekuatan, Faham Komunis pada prinsipnya menganut “Tujuan menghalalkan segala cara”. Disamping itu faham komunisme dalam dirinya juga menghadapi krisis yang dapat membahayakan dirinya, diantaranya: Ada upaya untuk menggeser materialisme dialektis kearah orientasi kemanusiaan dan kemasyarakatan; ,Pecahnya Komunisme Internasional; Timbulnya kecenderungan menuju liberalisasi; Sikap kurang tanggap dan kaku dalam menghadapi masalah-masalah yang maikn kompleks dan melihat relevansi masalah itu dalam dunia modern; Adanya Kecenderungan menjadi imperialistis(Suyahmo, 2012: 84) Jadi, paham Komunis ini dirasa sangat tidak cocok diterapkan di Indonesia karena caranya yang terlalu radikal bagi masyarakat dan hanya mementingkan individu semuanya harus sama.












DAFTAR PUSTAKA

Suyahmo. 2012. Pancasila dalam Perspektif Filosofis. Semarang: Widya Karya.
Prasetyo, Irfan. 2013. “Bahaya Laten Komunis”. Link: http://prasetyoirfan11.wordpress.com/2013/10/01/waspada-bahaya-laten-komunisme/.(di unduh tanggal 8 Oktober 2014 pukul 13.00).
Pratomo, Angga Yudha. 2014. “Menjejaki asal muasal masuknya komunisme di Indonesia”. Link:.http://www.merdeka.com/peristiwa/menjejaki-asal-muasal-masuknya komunisme-di-indonesia.html. (diunduh tanggal 8 Oktober 2014 pukul 13.15).
Azzam, Khairul. 2013. “IDEOLOGI KOMUNISME” linhttp://azzamkasep.blogspot.com/2013/01/ideologi-komunisme.html (diunduh tanggal 8 Oktober 2014 pukul 9.45)
Pujatma, Puput. 2013. “Relevansi Ideologi Komunis dengan Ideologi Pancasila”. Link: http://pakpepego.blogspot.com/2013/05/relevansi-ideologi-komunis-dengan.html (diunduh tanggal 8 Oktober 2014 pukul 14.00)
Academik edu. 2013.“PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI KOMUNISME” https://www.academia.edu/5377940/PERBANDINGAN_IDEOLOGI_PANCASILA_DENGAN_IDEOLOGI_KOMUNISME (diunduh tanggal 14 oktober pukul 15.32)
Forum Diskusi Kaum Minoritas. 2012. “Komunisme dan Pancasila”/ Link: http://fdkm.blogspot.com/2012/06/komunis-dan-pancasila.html (diunduh tanggal 8 Oktober 2014 pukul 14.25)