TUGAS KELOMPOK 4
KOMUNISME DALAM PERSPEKTIF PANCASILA
Tugas
ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh mata kuliah
Filsafat Pancasila yang diampu oleh bapak dosen:
1. Drs.
Suprayogi, M.Pd
2. Noorochmat
Isdaryanto, S.S., M.Si
Oleh:
1. Miftahudin
Wakhid 3301412076
2. Mohammad
Ali Hasan Tualeka 3301412077
3. Rina
Novianti 3301412095
4. Ema
Amanah 3301412098
JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi
bangsa dan negara Indonesia dan di benttuk bukan secara singkat namun melalui
proses yang sangat panjang. Secara kausalitas, sebelum disahkan menjadi dasar
filsafat negara, nilai-nilai pancasila telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia
itu sendiri, berupa nilai-nilai lokal, religius, adat istiadat, kebiasaan, dan
kebudayaan. Nilai-nilai kultural tersebut oleh BPUPK dan PPK dalam
sidang-sidangnya diangkat, dirumuskan kembali, dan disahkan menjadi dasar
falsafah negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara
Indonesia, bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada
ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui proses
yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila yang
diterapkan di Indonesia bila dibandingkan dengan ideologi besar lain di dunia
mempunyai suatu perbedaan.
Hal ini karena ideologi Pancasila menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu
ajaran yang menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup untuk bagaimana
manusia harus bertindak. Ideologi Pancasila tidak hanya menuntun misalnya agar
setiap warga negara bertindak adil, saling tolong menolong, saling menghormati
antar sesama manusia, lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi dan sebagainya, melainkan juga ideologi Pancasila akan menuntut
ketaatan kongkrit, harus melaksanakan segalanya, dan bahkan seringkali dengan
mutlak orang harus bersikap dan bertindak tertentu.
Penjelasan diatas filsafat pancasila mencoba
mengkaji ideologi komunisme dalam perspektif filsafat pancasila. Komunis
merupakan ideologi yang dilahirkan Karl Marx, seorang Filsuf sekaligus pakar
ekonomi dan politik. Pemahamannya mengenai komunis pun menjadi pergunjingan.
Sebab, Marx menyebut bahwa agama merupakan candu bagi masyarakat. Sejarah
komunisme di Indonesia, pada awalnya ideologi ini dibawa oleh HFJ Sneevliet.
Atas prakarsa Sneevliet pada tahun 1914 didirikan Persatuan Sosial Demokrat
Indonesia (ISDV), yang pada awalnya terdiri dari 85 anggota dua partai sosialis
Belanda (Partai Buruh Sosial Demokrat yang berbasis massa di bawah kepemimpinan
reformis, dan Partai Sosial Demokrat yang merupakan cikal bakal Partai Komunis,
terbentuk setelah perpecahan politik dengan SDAP di tahun 1909).
Komunisme berbahaya bagi ideologi negeri kita yang
ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Komunisme hanya memandang hal-hal yang rasional
dan nyata atau materiil saja. Dengan begitu mereka hanya memandang agama
sebagai candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran
yang rasional dan nyata, sehingga komunisme sangatlah membatasi agama pada
rakyatnya bahkan orang-orang dengan paham komunis cenderung tidak beragama.
Oleh karena itu tentu saja sangat berlainan dengan paham ideologi Pancasila.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latarbelakang diatas, kelompok kami akan mengkaji beberapa rumusan masalah yang
diantaranya:
1. Apa
hakikat Komunisme dan Filsafat Pancasila?
2. Bagaimana
relevansi ideologi Komunis dengan ideologi Pancasila?
3. Bagaimana
perbandingan ideologi Komunis dan ideologi Pancasila?
4. Bagaimana
dampak dari ideologi Komunis bagi masyarakat Indonesia apabila berkembang?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan yang telah dibuat, kelompok kami akan menuliskan tujuan dari makalah
tersebut yang diantaranya:
1. Mengetahui
hakikat Komunisme dan Filsafat Pancasila.
2. Mengetahui
relevansi ideologi Komunis dengan ideologi Pancasila
3. Mengetahui
perbandingan ideologi Komunis dan ideologi Pancasila
4. Mengetahui
dampak dari ideologi Komunis bagi masyarakat Indonesia apabila berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Komunisme
dan Filsafat Pancasila
Ideologi komunis atau komunisme merupakan perlawanan
besar pertama dalam abad ke-20 terhadap sistem ekomoni yang kapitalalis dan
liberal. Komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas
alat-alat produksi (tanah, tenaga kerja, modal) yang bertujuan untuk tercapainya
masyarakat yang makmur, dan masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang
sama. Komunisme ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dalam bidang ekomomi
dan sekularisme yang radikal tatkala agama digantikan dengan ideologi komunis
yang bersifat doktriner. Oleh karena itu, menurut ideologi komunis,
kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara dan
bangsa (kolektivisme).
Adapun ciri pokok ajaran komunisme ialah, pertama
adalah sifatnya yang atheis, tidak mengimani Allah/Tuhan. Orang komunis
menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi,
kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan itu ada. Maka, keberadaan Tuhan
terserah kepada manusia. Kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia
sebagai individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia
rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang
menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia
menguasai alat-alat produksi.
Sedangkan suatu filsafat hidup dari suatu bangsa
berfungsi sebagai pedoman dalam upayanya untuk mengarahkan bangsa tersebut
menuju cita-citanya. Hal ini sangatlah tepat bilamana dirumuskan dalam inti
kehidupan bangsa itu sendiri. Inti kehidupan itu berupa jiwa berupa jiwa bangsa
yang tercermin keluar sebagai kepribadian bangsa. Inti kehidupan manusia pada
dasarnya berpangkal tolak pada “hakikat kodrat manusia”, sehingga pedoman hidup
tersebut bersifat manusiawi. Artinya sesuai dengan kodrat manusia, dan tidak
bertentangan dengan kehendak manusia. Hakikat kodrat manusia yang menjadi
landasan filsafat pancasila, menurut Notonegoro adalah: Monopluralis, yaitu
terdiri atas beberapa unsur yang merupakan kesatuan utuh. Hakikat kodrat
manusia monopluralis itu terdiri dari, susunan kodrat monodualis jiwa-raga;
sifat kodrat monodualis makhluk individu-makhluk sosial; kedudukan kodrat
makhluk berdiri sendiri makhluk Tuhan.
Oleh karena itu bila menyangkut pancasila sebagai
sistem filsafat adalah berlandaskan pada hakikat kodrat manusia yang
“monopluralis”. Untuk menelaah pancasila sebagai filsafat, maka harus ditelaah
terlebih dahulu ciri-ciri filsafat yang bersifat: mendasar, mendalam, dan
spekulatif. Disamping itu juga harus ditelaah syarat-syarat sistem
filsafat seperti: harus ada keteraturan
dari kelima silanya, harus ada keterkaitan dari kelima silanya, harus ada
kerjasama dan tujuan bersama
B. Relevansi Ideologi Komunis dengan
Ideologi Pancasila
Secara
ontologis (suatu usaha untuk memperoleh penjelasan yang benar tentang
kenyataan), moral pancasila dan moral komunisme bertemu dalam nilai-nilai
universal manusia. Namun kedua moral di atas terdapat perbedaan dalam konteks epistemologinya
(metode untuk memperoleh pengetahuan). Dalam filsafat manusia, terdapat
nilai-nilai universal yang sama. Beberapa nilai-nilai universal diantaranya;
nilai keadilan, kesejahteraan, kejujuran, keamaan, kerukunan, gotong royong,
persatuan, kecerdasan, dan lain-lain. Bagian inilah yang disebut tataran
ontologis. Sehingga siapa saja pasti setuju tentang nilai-nilai universal di
atas. Hal ini sempat menjadi perhatian oleh Gus Dur. Tokoh yang satu ini berani
berbeda dengan tokoh-tokoh lain, karena memainkan ontologis. Sempat Gus Dur
ingin mencabut TAP MPR Nomor XXV Tahun 1966 yang berisi tentang
pelarangan penyebaran ajaran komunisme, marxisme, leninisme serta keberadaan
PKI. Secara filsafat manusia Gus Dur menang. Namun secara Ideologis, Gus
Dur Kalah.
Kembali pada pembahasan filsafat
manusia. Lantas persoalannya adalah, dengan cara apa nilai-nilai universal itu
diperjuangkan. Inilah pertanyaan subtansial relevan atau tidaknya moral
pancasila dan moral komunis dalam pendidikan Indonesia. Ada dua golongan yang
sama-sama bertujuan memperjuangkan nilai-nilai universal di atas. Dua gologan
itu adalah mereka yang beragama dan meraka yang tidak beragama. Golongan
pertama berpandangan bahwa dengan agama, nilai-nilai universal itu dapat
terwujud. Golongan kedua pun demikian. Dengan tidak agama, nilai-nilai
universal juga akan terwujud. Yang beragama juga memperjuangkan keadilan. Yang
tidak beragama juga memperjuangkan keadilan. Dalam proses lebih lanjut,
golongan yang percaya bahwa dengan agama dapat memperjuangkan nilai-nilai
universal menjadi suatu ideologi. Begitu hal yang mereka yakini dengan tidak
beragama, juga menciptakan ideologi. Dalam konteks Indonesia, yang beragama itu
disebut ideologi Pancasila. Selanjutnya yang tidak beragama di sebut dengan komunis.
Epistemologi merupakan pengetahuan benar
berdasarkan ontologisme. Contoh tiga ideologi berikut ini. Petama, ideologi
pancasila yakin dalam membangun hubungan vertikal dan horizontal. Kedua,
ideologi sosialisme komunis yang berpandangan bahwa hubungan vertikal tidak
perlu di jalankan, yang perlu dijalankan adalah hubungan horizontal. Pola
hubungan yang beragama ini tidak lain hanya bertujuan untuk memperjuangan nilai-nilai
universal di atas tadi, sedangkan yang tidak beragama hanya mewujudkannya saja
secara sejajar.
C. Perbedaan Ideologi Komunis dan Ideologi
Pancasila
Dari sedikit mengutip yang bagian rumusan masalah yang
kedua sebelum membahas ini, bahwa kerelevansian Ideologi Komunis dengan
Ideologi Pancasila hanya terdapat dalam kefilsafatan yaitu hanya secara ontologis (suatu usaha untuk
memperoleh penjelasan yang benar tentang kenyataan) saja, sehingga ideologi
komunisme dan ideologi pancasila hanya berkaitan pada menjunjung tinggi dalam
nilai-nilai universal manusia. Sedangkan dalam konteks epistemologinya secara
kefilsafatan (metode untuk memperoleh pengetahuan) itu berbeda. Berikut ini
secara epistemologi untuk membedakan ideologi komunis dengan ideologi pancasila
di masing-masing aspek:
Aspek ideologi
|
Pancasila
|
Idiologi
Komunis
|
1.
Politik hukum
|
· Demokrasi
Pancasila
·
Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan dan
keberadaan individu dan masyarakat.
|
· Demokrasi
Rakyat
· Berkuasa untuk
suatu parpol
·
Hukum untuk melanggengkan komonis
|
2.
Ekonomi
|
·
Peranan Negara ada untuk tidak terjadi monopoli
dll, yang merugikan masyarakat
|
· Peranan
Negara dominan
· Demi
Kolektifitas berarti dimiliki Negara
·
Monopoli Negara
|
3.
Agama
|
· Bebas memilih
suatu agama
·
Agama harus menjiwai dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara
|
· Agama candu
masyarakat
·
Agama harus dijauhkan dari masyarakat Atheis
|
4.
Pandangan terhadap individu dan masyarakat
|
· Individu
diakui kebudayaannya
· Hubungan
individu dan masyarakat di landasi 3S (Selaras, Serasi dan Seimbang)
·
Masarakat ada karena individu, akan punya arti
apabila hidup di tangan masyarakat
|
· Individu tidak
penting, masyarakat juga tidak penting
·
Kolektifitas yang dibentuk Negara lebih penting
|
5.
Ciri khas
|
· Bebas memilih
salah satu agama
·
Agama harus menjiwai dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara
|
· Atheis
· Dogmatis
· Otoriter
· Ingkar(HAM)
·
Reaksi terhadap liberalisme dan kapitalis
|
Sehingga
apabila dipandang utk di bandingkan ideologi pancasila dan ideologi komunis itu
bisa dilihat yang antara lain:
1. Pancasila
mengakui dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak masyarakat baik di
bidang ekonomi maupun politik. Dalam komunis tidak melindungi hak-hak individu
melainkan mengedapankan sama rata sama rasa.
2. Pancasila
mengakui hak-hak milik pribadi dan hak-hak umum. Dalam komunis menyerahkan
semua yang dimiliki individu pada negara
3. Pancasila
mengakui secara selaras baik kolektivisme maupun individualisme. Sedangkan
komunisme hanya mengakui kolektivisme.
4. Pancasila
memberikan kebebasan individu secara bertanggung jawab selaras dengan
kepentingan sosial. (kepetingan individu dalam kerangka kepentingan sosial).
Sedangkan komunis tidak mengembangkan kebebasan individu tetapi diatur oleh
negara
5. Pancasila
dilandasi nilai ketuhanan (religius). Komunisme mengagung-agungkan material
(materialisme) dan kurang menghiraukan aspek immaterial-religi.
D.
Dampak
dan Kecenderungan yang Diakibatkan oleh Komunisme
Apabila komunisme akan berkembang di
Negara Indonesia maka kejadian yang tidak diinginkan akan menimbulkan dampak
dan kecenderungan yang diakibatkan oleh komunisme yang dibedakan menjadi emapat
macam:
1. Faham
Komunis dapat menimbulkan suasana tegang dan resah.
Suasana
ini muncul karena dalam gerakannya, komunisme cenderung menciptakan berbagai
konflik dan kontradiksi dalam masyarakat dalam masyarakat. Suasana itu
diciptakan dengan mengerahkan kekuatan massa untuk membangkitkan kekuatan
revolusi. Timbulnya revolusi diharapkan agarkekuatan kapitalisme jatuh ketangan
massa rakyat, dan disini munculnya diktatur prolateriat yang pada gilirannya
mengarah pada masyarakat komunis.
2. Faham
Komunis cenderung menciptakan otoriter.
Hal
ini dapat dilihat sejak awal, bahwa terciptanya masyarakat komunis adalah
ditegakkannya sistem diktator proletariat. Sistem diktator ini pada
perkembangan berikutnya jatuh ketangan partai, bahkan jatuh ketangan pribadi
perorangan. Penerapan sistem diktator, membuat suasana kehidupan masyarakat
menjadi tertutup, yang justru membelenggu kebebasan dan kemerdekaan manusia.
3. Faham
Komunis biasanya menjalankan ekspansi kekuatan, karena tujuan yang dicanangkan
adalah komunisme Internasional untuk memnjadikan seluruh masyarakat menganut
faham komunis. Hal ini didasari suatu keyakinan bahwa masyarakat komunis adalah
satu-satunya masyarakat yang manusiawi.
4. Faham
Komunis pada prinsipnya menganut “Tujuan menghalalkan segala cara”, sehingga
dalam prakteknya cenderung bersifat dehumanisasi. Oleh karena itu tujuan
dicanangkan sebaik apapun namun dalam pelaksanaannya bisa dicapai dengan
cara-cara seburuk apapun juga. Seringkali dalam menerapkan prinsip tersebut
banyak mengorbankan sesama manusia, karena perombakan radikal yang ingin
digerakkan komunisme lebih banyak menggunakan cara-cara kekerasan. (Suyahmo,
2012:82-83).
Disamping
itu faham komunisme dalam dirinya juga menghadapi krisis yang dapat
membahayakan dirinya, diantaranya adalah:
1. Ada
upaya untuk menggeser materialisme dialektis kearah orientasi kemanusiaan dan
kemasyarakatan;
2. Pecahnya
Komunisme Internasional;
3. Timbulnya
kecenderungan menuju liberalisasi;
4. Sikap
kurang tanggap dan kaku dalam menghadapi masalah-masalah yang maikn kompleks
dan melihat relevansi maslah itu dalam dunia modern;
adanya kecenderungan.
adanya kecenderungan.
5. Adanya
Kecenderungan menjadi imperialistis(Suyahmo, 2012: 84).
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan rumusan masalah pertama dapat
dijelaskan komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama
atas alat-alat priduksi (tanah, tenaga kerja, modal) yang bertujuan untuk
tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan semua
orang sama. Sedangkan suatu filsafat hidup dari suatu bangsa berfungsi sebagai
pedoman dalam upayanya untuk mengarahkan bangsa tersebut menuju cita-citanya.
Inti kehidupan manusia pada dasarnya berpangkal tolak pada “hakikat kodrat
manusia”, sehingga pedoman hidup tersebut bersifat manusiawi. Artinya sesuai
dengan kodrat manusia, dan tidak bertentangan dengan kehendak manusia. Hakikat
kodrat manusia yang menjadi landasan filsafat pancasila, menurut Notonegoro
adalah: Monopluralis, yaitu terdiri atas beberapa unsur yang merupakan kesatuan
utuh
Berdasarkan rumusan masalah kedua dapat
dijelaskan dalam kerelevansiannya itu secara ontologis moral pancasila dan moral komunisme bertemu
dalam nilai-nilai universal manusia. Namun kedua moral di atas terdapat
perbedaan dalam konteks epistemologinya . Dalam filsafat manusia, terdapat
nilai-nilai universal yang sama. Beberapa nilai-nilai universal diataranya ;
nilai keadilan, kesejahteraan, kejujuran, keamaan, kerukunan, gotong royong,
persatuan, kecerdasan, dan lain-lain. Dua golongan yang sama-sama bertujuan
memperjuangkan nilai-nilai universal adalah mereka yang beragama dan meraka
yang tidak beragama. Goolongan pertama berpandangan bahwa dengan agama,
nilai-nilai universal itu dapat terwujud. Golongan kedua tidak agama,
nilai-nilai universal juga akan terwujud. Yang beragama juga memperjuangkan
keadilan. Yang tidak beragama juga memperjuangkan keadilan. Dalam konteks
Indonesia, yang beragama itu disebut ideologi Pancasila. Selanjutnya yang tidak
beragama di sebut dengan komunis.
Berdasarkan rumusan masalah ketiga dapat
dijelaskan dalam perbedaan konteks epistemologinya secara kefilsafatan (metode
untuk memperoleh pengetahuan) itu berbeda yang dilihat dari aspek agama,
politik, hukum, Pandangan terhadap individu dan masyarakat, dan
ciri khas masyarakat itu sehingga apabila dipandang utk di bandingkan ideologi
pancasila dan ideologi komunis itu bisa dilihat
Sedangkan dampak Komunis bagi masyarakat
pada intinya adalah Faham Komunis dapat menimbulkan suasana
tegang dan resah, Faham Komunis cenderung menciptakan otoriter, Faham Komunis
biasanya menjalankan ekspansi kekuatan, Faham Komunis pada prinsipnya menganut
“Tujuan menghalalkan segala cara”. Disamping itu faham komunisme dalam dirinya
juga menghadapi krisis yang dapat membahayakan dirinya, diantaranya: Ada upaya
untuk menggeser materialisme dialektis kearah orientasi kemanusiaan dan
kemasyarakatan; ,Pecahnya Komunisme Internasional; Timbulnya kecenderungan
menuju liberalisasi; Sikap kurang tanggap dan kaku dalam menghadapi masalah-masalah
yang maikn kompleks dan melihat relevansi masalah itu dalam dunia modern;
Adanya Kecenderungan menjadi imperialistis(Suyahmo, 2012: 84) Jadi, paham
Komunis ini dirasa sangat tidak cocok diterapkan di Indonesia karena caranya
yang terlalu radikal bagi masyarakat dan hanya mementingkan individu semuanya
harus sama.
DAFTAR PUSTAKA
Suyahmo. 2012. Pancasila dalam Perspektif Filosofis. Semarang: Widya Karya.
Prasetyo, Irfan. 2013. “Bahaya Laten Komunis”. Link: http://prasetyoirfan11.wordpress.com/2013/10/01/waspada-bahaya-laten-komunisme/.(di
unduh tanggal 8 Oktober 2014 pukul 13.00).
Pratomo,
Angga Yudha. 2014. “Menjejaki asal muasal
masuknya komunisme di Indonesia”. Link:.http://www.merdeka.com/peristiwa/menjejaki-asal-muasal-masuknya
komunisme-di-indonesia.html.
(diunduh tanggal 8 Oktober 2014 pukul 13.15).
Azzam,
Khairul. 2013. “IDEOLOGI KOMUNISME” linhttp://azzamkasep.blogspot.com/2013/01/ideologi-komunisme.html
(diunduh tanggal 8 Oktober 2014 pukul 9.45)
Pujatma,
Puput. 2013. “Relevansi Ideologi Komunis dengan
Ideologi Pancasila”. Link: http://pakpepego.blogspot.com/2013/05/relevansi-ideologi-komunis-dengan.html
(diunduh tanggal 8 Oktober 2014 pukul 14.00)
Academik
edu. 2013.“PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI KOMUNISME” https://www.academia.edu/5377940/PERBANDINGAN_IDEOLOGI_PANCASILA_DENGAN_IDEOLOGI_KOMUNISME
(diunduh tanggal 14 oktober pukul 15.32)
Forum
Diskusi Kaum Minoritas. 2012. “Komunisme dan Pancasila”/ Link: http://fdkm.blogspot.com/2012/06/komunis-dan-pancasila.html
(diunduh tanggal 8 Oktober 2014 pukul 14.25)